Pod device yang satu ini cukup jarang ditemui di Indonesia. Ada sih.. tapi gak begitu banyak orang yang pakai. Sepintas ketika kamu lihat wujudnya, mungkin kamu berpikir "kok mirip sama Smoant Pasito, Smok Trinity Alpha & Geekvape Frenzy Kit"
Dari riset yang saya lakukan bersumber data dari google, Lost Vape Orion ini lah yang pertama kali menggunakan desain kotak nan simple. Di Indonesia mungkin kalah tenar dengan produk keluaran brand lain, tapi di wilayah US ini barang laris dan jadi salah satu pod ter-favorit.
Sudahlah, mari dibahas saja. Silahkan disimak.
MATERIAL
Material pod nya ga main main lur. Full metal, kecuali kover port chargingnya. Jangan memandang sebelah mata karena bentuknya kecil. Pod ini cukup "abot" alias berat ketika dipegang. Feelnya mirip ketika lagi memegang iPhone 5/5s. Elegan, simple dan tidak terasa murah. Cocok buat kamu kamu yang hobi ber-riya serta mementingkan gengsi dan pamor. Orion Plus ini punya beberapa warna fisik dan motif panel resin yang bermacam macam. Yang saya pegang kalo tidak salah adalah motif abalone.
Sekedar info saja, beda motif maka harganya juga berbeda. Untuk harganya sendiri, saya tidak bisa menyebutkan nominalnya. Silahkan kamu cek sendiri di marketplace kesayangan kamu, yang jelas pod ini terbilang mahal untuk kamu kamu yang ber-budget terbatas.
KAPASITAS CARTRIDGE & RESISTENSI COIL
Berbicara soal daya tampung liquid, pod ini tergolong standar di kelasnya dengan daya tampung maksimal 2ml. Warna cartridge nya agak gelap namun tetap bisa terlihat jelas liquid yang ada di dalamnya.
Drip tip yang digunakan bukanlah drip tip tipe 510, cuma mirip aja bentuknya. Dibawah drip tip nya terdapat ring airflow yang tinggal diputer sesuai keinginan kalian.
Lubang refill cartridge nya cukup besar sehingga pipet bisa masuk dengan mudah dan leluasa. Untuk sistem pemasangan cartridgenya, Orion ini menggunakan sistem press fit yang dipadukan dengan spring lock. Pastinya aman dan tidak mudah lepas.
Ada 2 Koil yang didapat ketika kamu beli pod ini. 0,25 Ohm mesh dan 0,5 Ohm Regular. Chambernya terbilang cukup kecil bahkan mungkin agak lebih kecil bila dibandingkan dengan Caliburn. Jadi buat kamu para pengguna rbk, saya rasa ini koil susah atau malah ga bisa untuk dibongkar/recoil.
PERFORMA
Menyoal power alias watt yang dikeluarkan, pada Orion versi Plus ini terdapat 5 level power. Diurutkan dari yang terkecil Putih - Biru - Hijau - Merah - Ungu. Tombol pengaturan wattnya ada di bawah led indicatornya.
Untuk angka watt nya, saya ga bisa menyebutkan karena mungkin saja pod ini sudah diatur ulang pake escribe. "Trus escribe kui opo?" Escribe merupakan sebuah aplikasi yang dikhususkan untuk pod / mod yang menggunakan chip DNA. Dan salah satu fitur unggulan dari chip DNA ini adalah mode replay, jadi ketika kamu sudah menemukan settingan yang pas tinggal disimpan pake mode replay dan gak perlu mengatur ulang watt alias powernya lagi.
RASA YANG DIHASILKAN
Kalau boleh jujur, pod ini tidak begitu cocok dan familiar untuk lidah orang Indonesia. Kebetulan saya pakai liquid Oat Drips Podfriendly dan koil 0,5 Ohm. Rasanya itu kalem ga seperti pod ataupun aio lain yang sudah berkeliaran di pasar Indonesia. Pod/Aio semacam Vinci dan Smok ketika di puff rasanya langsung padet dan kenceng rasanya. Di Orion Plus ini rasa Oat Dripsnya lebih berasa di Oat yang medium, manis kadang ada tapi tipis aja dibelakang. Berasa agak milky juga pas di exhale.
Saya pake watt/power yang warna biru, dan ketika coba ganti naikin ke hijau ada perbedaan tetapi hanya terasa sedikit saja.
KESIMPULAN
Buat kamu kamu yang memiliki dana tidak terbatas dan ingin memiliki pod system yang ga murahan, Orion Plus ini bisa jadi pilihan. Tapi buat kamu yang berekspektasi soal rasa, mungkin kamu bakal kecewa terutama jika kamu sudah terbiasa memakai aio semacam Vinci, Smok ataupun Aegis Boost.
Tapi tenang saja, tahun ini Lost Vape mengeluarkan Orion Ultra yang lebih bersahabat dengan dompet dan lebih familiar dengan pasar Indonesia.
PROS :
• Material metal, kokoh, enak dipegang
• Desain simple
• Free lanyard
• Chip DNA & mode replay
• Mudah untuk mengatur airflow
CONS :
• Harga yang tidak murah
• Coil jarang ditemukan di vapestore
• Penutup port charging agak ringkih
• Rasa yang dihasilkan terlalu kalem
Jika kalian menyukai tulisan saya dan ingin menunjukkan support,
kalian bisa mem-follow akun Instagram saya di @ibnwic.
Segala Direct Message yang berupa pertanyaan dan masih
berhubungan seputar vaping akan selalu saya jawab. Tapi gunakan bahasa yang
sopan.
Terimakasih, Semoga Harimu Menyenangkan!
Komentar
Posting Komentar