DISCLAIMER : REVIEW INI DIBUAT BERDASARKAN SUDUT PANDANG SAYA SEBAGAI
PENGGUNA, DAN DIBUAT SE-OBJEKTIF MUNGKIN.
Smok Fetch Pro ini merupakan suksesor dari smok fetch 40w. Dengan design yang lebih kece dan opsi single baterai eksternal 18650 yang pas banget untuk vapers jaman sekarang, gak bingung musti nge charge tinggal ganti pake baterai cadangan aja.
Dari awal mula release pod ini dijual dengan harga 500 ribuan, sekarang sudah drop hampir setengah harga! Bisa kamu dapatkan dengan harga dibawah 300 ribu, tidak termasuk baterai.
Tapi apakah Fetch Pro ini benar benar “Pro” dan worth to buy?
Baca saja review saya sampai selesai!
DESAIN STYLISH, FINISHING KINCLONG
Jujur saja, saya termasuk orang yang suka dengan bentuk device yang kotak atau setidaknya hampir mendekati kotak. Rasanya itu ketika dipegang lebih nyaman ditangan. Ini cuma opini pribadi saya saja.
Fetch Pro ini
disetiap sudutnya gak tajem, agak oval. Enak digenggam tangan.
Finishing dari pod ini bisa dibilang gloss, kinclong. Untuk saya pribadi, gak cocok dengan finishing tipe seperti ini. Gampang lecet dan fingerprint magnet. Apalagi kalo kamu termasuk tipe orang yang sembarangan menaruh device, baru pake seminggu saya jamin udah baret baret.
Dari pertama beli sampai sekarang, plastil yang ada di body dan di layarnya ga saya lepas. Sayang aja kalo dilepas jadi gampang lecet.
FITUR MINIMALIS
Fitur di pod ini terbilang sederhana dan ga ada yang istimewa. Lock wattage, lock tombol fireing, reset puff counter, dan opsi mengganti warna interface. Tapi masih dibekali dengan beberapa fitur safety seperti auto cutt off 10 second puff.
Bisa
dibilang pod ini terasa jadul, kalau dibandingkan dengan pod sepantaran dengan
output 80w seperti Smoant Knight, Drag S/X, dan pod lain se-levelnya yang sudah menggunakan single baterai 18650.
Biasa aja dan tidak terasa spesial bagi saya. Tapi cocok untuk kamu kamu yang suka dengan hal yang minimalis dan simple.
PERFORMA COIL RPM 0,4 Ohm
Pada coil rpm 0,4 ohm dengan rekomendasi watt 25 saya coba menggunakan dua liquid yaitu Movi District One21 9mg pg/vg 50:50 dan Candy Man Pineapple 3mg pg/vg 70:30. Tidak ada kendala sama sekali, ketika saya melakukan pergantian liquid pun performa coil masih tetap mumpuni. Rasa manis yang dihasilkan cukup, tidak terlalu di overboost macam occ coil dari Voopoo.
Bisa dibilang lebih balance untuk coil
rpm ini. Dengan penggunaan santai dan puff tidak lebih dari 2 detik, coil mampu
bertahan 1 bulan 15 hari dengan penurunan rasa yang masih dalam taraf wajar.
Beberapa kali saya mengalami dry hit ketika menggunakan coil rpm ini. Setelah ditelisik, penyebabnya adalah gelembung udara kecil yang menempel pada dinding bagian kapas.
Untuk mengatasinya cukup dengan rajin mengecek saja dan menggoyangkan
cartridge supaya gelembung udaranya naik, dan diamkan sebentar sampai hilang.
PERFORMA COIL RGC 0,17 Ohm
Jujur saja, awalnya saya agak skeptis dengan coil yang satu ini. Karena banyak sekali yang menyatakan kalau coil rgc ini hambar dan hanya mampu bertahan beberapa hari saja. Tapi akhirnya saya beranikan untuk mencoba sendiri.
Rekomendasi watt pada
coil rgc ini berkisar antara 40-80 watt. Namun bagi saya pribadi main di
rentang 45-50 watt sudah cukup. Liquid yang saya gunakan pada coil rgc ini
adalah Sagwa Forbidden Apple 3mg dengan rasio pg/vg 50:50.
Rasa manis yang dihasilkan cenderung lebih tipis, apabila dibandingkan dengan coil rpm. Cloud yang dihasilkan lebih banyak daripada coil rpm.
Namun ketika saya memakai coil
rgc, beberapa kali terjadi spitback. Coil rgc ini juga lumayan cepet menguras
daya baterai karena membutuhkan watt yang besar, device juga akan terasa agak
panas apabila dipaksa untuk chainvape.
Ada satu hal lagi yang terasa agak aneh buat saya ketika memakai coil dan cartridge rgc ini. Muncul suara aneh yang entah munculnya darimana ketika device di fireing.
Gak terlalu kenceng sih, cuman bikin kaget.
Kayak suara listrik yang hampir
konslet. Dan coil rgc ini hanya bertahan 4 hari masa pemakaian, itupun
seringkali saya merasakan dry hit yang sangat mengganggu.
BISA BUAT MTL’AN GAK ?
TIDAK COCOK!. Kalau kamu berharap mtl yang sempit. Untuk loose mtl masih bisa. Saya rekomendasikan jika ingin mtl’an beli sekalian coil rba yang rgc, deck nya agak lebih besar dibanding deck rba rpm.
Tidak akan membuatmu sakit mata dan emosi waktu nyetting
koil.
LEAKING ?
Jarang sekali
terjadi leaking ketika saya menggunakan pod ini. Namun pernah sekali, itupun
karena saya gak sabaran. Selesai isi ulang liquid langsung di puff. Gak
spitback tapi tiba tiba bagian bawah coil rembes parah.
Untuk
mengatasinya, setiap kali selesai mengisi ulang liquid diamkan dulu selama 5-10
menit. Setelah itu puff pendek dulu. Ketika cara ini saya praktekkan gak
terjadi lagi leaking.
KESIMPULAN
Kalau kamu mencari pod mod dengan budget yang murah, desain kece, dan tidak mementingkan fitur maka Fetch Pro ini bisa menjadi salah satu pertimbangan. Selebihnya bagi saya device ini biasa aja.
Tidak ada suatu hal yang membuatnya terasa spesial.
Dan kalaupun kalian ingin membeli device ini saya sarankan untuk sekalian beli RBA RGC untuk kalian yang suka ngulik coil dan males bolak balik vapestore untuk beli occ.
Atau kalau mau yang lebih simple, kalian bisa beli RDTA keluaran VXV yang dijual kisaran harga 200 ribu.
Perlu diingat bahwa device ini lebih cocok untuk DTL’an dengan liquid freebase kisaran nikotin 3-9mg. Dan perlu diingat juga, daya tahan occ coil bisa berbeda dengan yang saya rasakan.
Tergantung dengan cara pemakaian, jenis, serta rasio pg-vg liquid yang kamu
gunakan.
Kalau kalian menyukai dan ingin meng-apresiasi tulisan di blog ini, sempatkanlah mampir dan follow akun instagram saya di @bernard.wicaksono
PROS
- Single baterai eksternal 18650
- Maksimum power 80 watt
- Usb Type C
- Driptip 510 pada cartridge rpm maupun rgc
- Desain kece, simple
- Material kokoh, enak digenggam tangan
- Finishing kinclong
- Harga terjangkau
- Aman dari leaking
CONS- Fitur minimalis
- Tidak cocok
untuk MTL’an
- Setting airflow
harus melepas cartridge dari pod
- Fingerprint
magnet dan gampang lecet
- Tidak ada opsi
aksesoris adaptor 510
- Muncul suara
aneh pada device ketika menggunakan coil dan cartridge rgc
- Performa coil
rgc tidak bagus dan terhitung pendek (spitback, dry hit)
Komentar
Posting Komentar