Langsung ke konten utama

REVIEW WENAX M STARTER KIT BY GEEKVAPE | POD KECIL MUNGIL DENGAN EKSTRA POWERBANK

REVIEW POD VAPORESSO XROS MINI | BUKAN SEKEDAR MINI

DISCLAIMER : REVIEW INI DIBUAT BERDASARKAN SUDUT PANDANG SAYA SEBAGAI PENGGUNA, DIBUAT SE-OBJEKTIF MUNGKIN, BARANG DIBELI SENDIRI BUKAN ENDORSE.


Review Vaporesso Xros Mini Bahasa Indonesia
Packaging Xros Mini

XROS MINI merupakan generasi penerus terbaru dari keluarga XROS yang dirilis oleh Vaporesso ditahun 2021. Vaporesso mengklaim bahwa Xros Mini mampu memberikan sensasi dan pengalaman Vaping MTL  terbaik pada sebuah pod device. Tapi apakah klaim ini benar adanya? Apa bedanya dengan Xros? Baca saja tulisan saya sampai selesai!


Review Vaporesso Xros Mini Bahasa Indonesia
Isi Packaging Xros Mini

PACKAGING MINIMALIS

Minimalis, itulah yang saya rasakan ketika memegang box kemasan dari Xros Mini, ya walaupun tidak se-minimalis Neat 2. Tetap saja terbilang minimalis apabila dibandingkan dengan produk pod lain yang juga buatan Vaporesso. 

Dan sepertinya saat ini memang sedang musim / nge-trend packaging produk dengan gaya minimalis. Didalem kotak packaging dari Xros Mini ini terdapat Pod Xros Mini dengan 1 buah cartridge 1,2 Ohm yang sudah terpasang. Kabel Usb type C, manual book, warranty card, dan anti counterfeit card. 

Tapi jujur saja, saya pribadi tidak terlalu suka dengan model packaging begini.

Saya tau kok, tujuannya untuk menekan harga jual yang lebih terjangkau dan memberi kesan ekonomis. Tapi bagi saya, ngeselinnya pasti ada beberapa potongan dalam paket penjualannya, entah itu cartridge, coil, atau usb cable. 

Coba deh bayangin, kalian beli pod baru tapi coilnya yang disertakan dalam paket penjualan cuman satu. Pas dicoba ternyata dapet coil yang kualitasnya jelek alias zonk. Jadi kalian mau tidak mau harus beli coil lagi. 

Kalau kalian tinggal di kota-kota besar sih gak masalah ya, karena biasanya stock koil atau cartridge nya udah merata. Yang jadi masalah buat orang orang yang tinggal di kota kecil, stocknya kadang susah, kendala distribusi, satu satunya jalan Cuma beli via online itupun musti nunggu lagi.

Tapi untungnya, Vaporesso masih berbaik hati untuk menyertakan kabel Usb type C yang bentuknya cakep. Buat saya sih, ini penting banget karena dirumah saya masih didominasi peralatan elektronik dengan port usb micro dan lightning. 

Jadi cukup tenang karena tidak perlu keluar tenaga dan biaya ekstra untuk beli kabel lagi.


Review Vaporesso Xros Mini Bahasa Indonesia
Diamond Pattern pada bagian depan body pod

APA BEDANYA XROS MINI DENGAN XROS?

Secara fisik, yang terlihat jelas adalah ukuran. Xros Mini terlihat agak sedikit lebih pendek daripada Xros. Selain itu, pada Xros Mini tidak terdapat tombol power / firing. Artinya Xros Mini hanya bisa digunakan melalui fitur auto draw.

Dari segi desain, pada bagian depan body Xros Mini terdapat pola diamond pattern yang dibuat agar tidak mudah slip saat dipegang tangan. 

Dan memang betul, ketika dipegang oleh tangan, feelnya tidak terasa licin seperti Xros.


Review Vaporesso Xros Mini Bahasa Indonesia
Lubang airflow terdapat pada sisi kanan dan kiri body pod

Dari segi kapasitas baterai, terdapat peningkatan pada Xros Mini menjadi 1000 mAh. Selisih 200 mAh dari Xros pendahulunya.

Fitur adjustable airflow yang terdapat pada Xros sayangnya tidak diaplikasikan ke Xros Mini. Sehingga airflow pada Xros Mini tidak bisa diatur sesuai keinginan kita.

Selebihnya, masih sama dengan Xros terdahulu. Output Wattage masih 11w saat menggunakan cartridge 1,2 Ohm. Dan menjadi 16w saat menggunakan cartridge 0,8 Ohm mesh.


Review Vaporesso Xros Mini Bahasa Indonesia
Cartridge 1,2 Ohm

CARTRIDGE 1,2 OHM VERSI UPDATE

Bukan cuma dari segi estetika saja yang diperbaharui pada Xros Mini, tapi dari segi cartridgenya pun dilakukan perubahan. Masih dengan resistensi yang sama, yaitu 1,2 Ohm namun dengan wujud coil berbeda. 

Jika pada Xros 1,2 Ohm nya menggunakan model mesh, pada Xros Mini ini Vaporesso menggunakan model coil reguler alias coil ulir.

Selain itu, pada cartridge 1,2 Ohm terbaru ini Vaporesso menggunakan teknologi SSS-Leak Resistant yang diklaim mampu berfungsi dengan baik untuk mencegah terjadinya leaking

Dan memang selama masa pemakaian 10 hari saya tidak pernah mengalami leaking sama sekali apalagi menemukan sisa sisa kondensasi liquid pada bagian bawah cartridge. Bener-bener kering. 

Pada lubang mouthpiece-nya hanya terdapat sedikit sisa sisa kondensasi. Sedikit, gak banyak, dan  tidak mengganggu pada saat pemakaian.


Review Vaporesso Xros Mini Bahasa Indonesia
Bagian Mouthpiece

Mekanisme untuk refill liquid-nya hampir mirip dengan yang ada pada Caliburn G. Cuma tidak membutuhkan tenaga ekstra untuk membuka bagian mouthpiece-nya dan entah kenapa saya lebih merasa aman dan nyaman ketika membuka bagian mouthpiece Xros Mini ini daripada saat membuka mouthpiece Caliburn G. 

Saya punya pengalaman buruk dengan Caliburn G, ngabisin 4 pack cartridge kosong dengan permasalahan mouthpiece yang kendor karena pin didalam mouthpiece patah, dan ada pula kasus pin tidak patah tapi tetep kendor hingga menyebabkan leaking. 

Padahal cara membukanya sudah sesuai dengan yang ditulis dan digambarkan di manual book.

Karet seal pada lubang pengisian liquid juga lebih kuat dibandingkan dengan yang ada pada Caliburn G. Tidak mudah robek dan rusak.


Review Vaporesso Xros Mini Bahasa Indonesia
Xros Mini + Black Flag Risen

RASANYA GIMANA?

Jujur jujuran aja ya, saya puas banget sama performa Xros Mini ini, apalagi dengan Cartridge 1,2 Ohm nya yang baru. Sensasi MTL nya dapet untuk kelas pod system, jangan berharap untuk mampu menyamai sensasi sempit RTA MTL ya! 

Pertama kali coba puff, tarikannya terasa padet, bukan berat, airflow-nya juga gak berisik. Cuma setelah 2-3 kali puff entah kenapa saya merasa bahwa airflownya jadi malah agak loose.

Saya menggunakan liquid Salt Nicotine dari MOVI Nic Sal99 x Five Pawns Black Flag Risen. Rasa kopinya menjadi cukup kuat, diikuti dengan rasa vanilla dan cocoa. Sedangkan tembakau nya muncul dibelakang bersama dengan hint gurih walnut. 

Mengingat bahwa layer dari liquid ini cukup kompleks, namun semuanya tersampaikan dan mampu terbaca dengan baik oleh lidah saya.

Ada satu hal juga yang menjadi catatan penting, saya merasakan bahwa karakter dari cartridge 1,2 Ohm ini seperti nge-boost Throat Hit dan delivery nicotine-nya agak lebih cepat. Pada saat awal - awal puff saya merasakan tenggorokan saya agak sedikit pedes. 

Sebelumnya, dengan pod lain saya butuh 5-8x puff untuk merasakan kebutuhan nicotine saya tecukupi, tapi ketika menggunakan Xros Mini cukup 3-4x puff sudah berasa kenyang nicotine.


Review Vaporesso Xros Mini Bahasa Indonesia
Letak indikator baterai

AUTO DRAW

Beberapa orang masih berpendapat bahwa auto draw itu gak se-powerfull dibanding dengan menggunakan tombol. Tapi nyatanya tidak juga. Dengan jaman yang makin berkembang, dan juga teknologi yang terus diperbaharui semuanya sudah berubah.

Auto draw pada Xros Mini ini tidak ada delay sama sekali. Pod ini cocok untuk kalian yang tidak kepingin membuang tenaga ekstra untuk menekan tombol.

Tapi beberapa pod auto draw-nya gampang rusak

Selama device dirawat dengan baik saya yakin pasti tidak akan ada masalah pada sistem auto draw-nya. Yang bikin rusak adalah rembesan liquid yang merusak sensor auto draw-nya. Maka dari itu rawatlah device kalian dengan baik. 

Rajin-rajin di cek apakah ada rembesan liquid, kalau ada segera dibersihkan. Jangan diem aja, lalu ngomel, komplain, dan bingung ketika rusak.


BISA PAKAI FREEBASE GA SIH?

BISA! Tapi... ingat ya freebase high nicotine 9mg keatas dengan rasio PG/VG 50 : 50 atau 40 : 60. Atau kalau kamu bingung cari saja liquid dengan embel-embel “PODS FRIENDLY”


BUAT GOLONGAN MENDANG – MENDING

Saya tahu apa yang kalian pikirkan. Pasti kalian bakal bertanya perbandingan Xros Mini dengan Caliburn G, Koko Prime, Neat 2, Kuy, Caliburn Old, Koko Old, Oxva Xlim dan Vinci Pod kit. Ya kan?

Semua itu balik ke selera kalian masing-masing, dan juga budget alias duit kalian. Kalau kalian mencari pod dengan tujuan mengejar sensasi MTL yang tidak begitu menonjolkan rasa manis tapi bukan berarti hambar! 

Maka kamu bisa coba Xros Mini ini. Tapi kalau masih nyaman dengan rasa manis dan tidak perlu sensasi MTL yang padet, ya kamu boleh coba pakai pod merk lain seperti yang saya tulis diatas.

Ingat ya, setiap device memiliki karakternya masing masing. Sesuaikanlah dengan kebutuhanmu.


Review Vaporesso Xros Mini Bahasa Indonesia
Port Usb Type C terletak pada bagian bawah

KONKLUSI AKHIR

Dengan harga Rp 200.000, saya rasa Xros Mini cukup layak dibeli atau setidaknya layak masuk sebagai kandidat pertimbangan pod untuk dibeli. 

Dibandingkan dengan kompetitor dikelasnya yang masih bertahan dengan kapasitas baterai 500-800’an mAh jelas bagi saya untuk memilih produk yang menawarkan kapasitas lebih. 

Pengisian baterai juga tidak begitu lama, sekitar 35-40 menit dari lampu indikator baterai berwarna merah sampai indikator berwarna hijau lagi.

Problem leaking dan spitback yang sering terjadi pada Xros sudah tidak ada lagi. Soal cartridge kalian tidak perlu pusing, semua keluarga Xros cartridge-nya kompatibel satu sama lain.

Akhir kata, saya cuma bisa bilang bahwa pod ini cocok untuk kalian yang mengutamakan mencari sensasi MTL padat, dan mengejar kesan simple tanpa ribet. 

Kalau kalian menyukai dan ingin meng-apresiasi tulisan di blog ini, sempatkanlah mampir dan follow akun instagram saya di @bernard.wicaksono


PROS

  • Sudah menggunakan Usb Type C
  • Disertakan kabel Usb Type C dalam paket penjualan
  • Cartridge compatible dengan semua keluarga Xros
  • Desain elegan, finishing rapi
  • Body kokoh, enak digenggam tangan
  • Auto Draw tanpa delay
  • Tidak ada lagi leaking dan spitback


CONS

  • Non Adjustable Airflow / Airflow tidak bisa diatur
  • Hanya disertakan 1 Cartridge dalam paket penjualan

Baca juga tentang : UWELL CALIBURN G POD REVIEW


Terimakasih Sudah Membaca, Semoga Harimu Menyenangkan!


Komentar

  1. Cartridge compatible dengan semua keluarga Xros.
    Misalnya pake CT xros lama apakah leaking dan spitback bg?
    Tks sebelumnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini baru saya coba pakai cartridge 0,8 Ohm punya Xros lama. Soal spitback saya ga mengalami sama sekali.

      Sempat leaking tapi karena kesalahan saya sendiri. Pod saya taruh di meja cukup lama dengan posisi cartridge terpasang.

      Selesai terima telfon, kira-kira 40 menit’an saya cek udah basah dibagian bawah cartridge nya. Jadi lebih aman kalau memang ga dipakai lama, cartridgenya dilepas aja.

      Tapi selama pemakaian & perawatannya bener saya yakin pasti ga terjadi leaking & spitback.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

UWELL CALIBURN G POD REVIEW

DISCLAIMER : REVIEW INI DIBUAT BERDASARKAN SUDUT PANDANG SAYA SEBAGAI PENGGUNA, DAN DIBUAT SE-OBJEKTIF MUNGKIN. Diakhir tahun 2020, Uwell mengeluarkan salah satu produknya yaitu CALIBURN G . Saya yakin para vapers Indonesia sudah familiar dengan nama pod Caliburn. Salah satu pod yang penjualanya masih laris manis di pasar Indonesia, sampai saat ini pun masih banyak dicari dan dibeli oleh para vapers.  Dikenal sebagai pod yang mampu menghasilkan rasa enak, konsisten, dan umur cartridge yang cukup awet. Tapi, itukan Caliburn yang lama. Apakah Caliburn G ini masih bisa meneruskan kesuksesan pendahulunya? Simak saja tulisan saya sampai habis.   HADIR DENGAN BENTUK YANG BARU Caliburn G masih berwujud pod stick, namun berbeda dari pendahulunya. Kali ini Caliburn G memiliki bentuk yang sedikit lebih gendut karena memiliki kapasitas baterai yang sediki lebih besar pula, yaitu 690 mah. Material body masih menggunakan alumunium.  Bagian depan dan belakang pada body pod juga memiliki l

UWELL CALIBURN A2 POD REVIEW

DISCLAIMER : REVIEW INI DIBUAT BERDASARKAN SUDUT PANDANG SAYA SEBAGAI PENGGUNA, DIBUAT SE-OBJEKTIF MUNGKIN.   Packaging Caliburn A2 Sebelumnya saya mau bilang bahwa status Caliburn A2 yang direview kali ini adalah punya temen saya. Kebetulan yang bersangkutan memberikan ijin kepada saya buat nyobain sekaligus me-review soal performanya. Dan sebenernya sudah lama sekali saya nyoba pod ini, hanya saja baru kesampaian menulis impressinya sekarang. Langsung saja baca tulisan saya!   PRODUK BARU SEBAGAI PENERUS CALIBURN GEN 1 Dulu saya mengira bahwa Caliburn G merupakan penerus dari Caliburn gen 1 yang hadir dengan beberapa update soal coil, cartridge, kapasitas baterai, dan juga desainnya. Ternyata saya salah mengira. Caliburn G merupakan entitas baru dan tidak berkaitan dengan Caliburn gen 1 . Justru si Caliburn A2 inilah yang menjadi penerus Caliburn gen 1 . Kok bisa begitu? Ya kalian lihat aja lah dari model cartridge-nya, keduanya menggunakan model yang sama yaitu

REVIEW AFLO POD by MINISTRY OF VAPE INDONESIA | POD MURAH YANG TIDAK BISA DIPANDANG SEBELAH MATA

DISCLAIMER : REVIEW INI DIBUAT BERDASARKAN SUDUT PANDANG SAYA SEBAGAI PENGGUNA, DIBUAT SE-OBJEKTIF MUNGKIN. Aflo Pod Tahun 2020 hingga 2021 sepertinya memang menjadi tahun dimana kembali-nya era pod system . Tidak sedikit produsen dari brand yang sudah kondang mengeluarkan line-up terbaru dari jajaran pod system -nya. Kalau diperhatikan hampir setiap bulan selalu muncul produk pod baru. Sampai membuat konsumen jadi bingung mau pilih yang mana. Apalagi untuk para vapers yang lapar mata dan mudah goyah pendirian dengan iming-iming fitur terbaru, desain yang unik, serta varian warna yang menawan, pasti selalu saja tergerak hati untuk mencoba produk-produk pod terbaru yang muncul di pasaran. Salah satunya yang akan saya bahas kali ini adalah Aflo Pod , sebuah pod system besutan dari MOVI . Aflo Pod ini mengingatkan saya kepada pod iSWTCH yang mana dipasarkan dibawah naungan MOVI juga. Bentuk pod-nya sekilas hampir mirip, apalagi bentuk cartridge-nya. Bisa dibilang bahwa Aflo Pod ini

REVIEW SMOK FETCH PRO 80W | AIO STYLISH, MINIMALIS, DAN RAMAH KANTONG

DISCLAIMER : REVIEW INI DIBUAT BERDASARKAN SUDUT PANDANG SAYA SEBAGAI PENGGUNA, DAN DIBUAT SE-OBJEKTIF MUNGKIN. Smok Fetch Pro ini merupakan suksesor dari smok fetch 40w. Dengan design yang lebih kece dan opsi single baterai eksternal 18650 yang pas banget untuk vapers jaman sekarang, gak bingung musti nge charge tinggal ganti pake baterai cadangan aja.  Dari awal mula release pod ini dijual dengan harga 500 ribuan, sekarang sudah drop hampir setengah harga! Bisa kamu dapatkan dengan harga dibawah 300 ribu, tidak termasuk baterai.  Tapi apakah Fetch Pro ini benar benar “Pro” dan worth to buy?  Baca saja review saya sampai selesai! DESAIN STYLISH, FINISHING KINCLONG Jujur saja, saya termasuk orang yang suka dengan bentuk device yang kotak atau setidaknya hampir mendekati kotak. Rasanya itu ketika dipegang lebih nyaman ditangan. Ini cuma opini pribadi saya saja.   Fetch Pro ini disetiap sudutnya gak tajem, agak oval. Enak digenggam tangan. Finishing dari pod ini bisa dibilang gloss