Langsung ke konten utama

GEEKVAPE SOUL REVIEW | SEBUAH ULASAN YANG "AGAK" LENGKAP

REVIEW RDTA AEGIS BOOST | SOLUSI HEMAT, TAPI BUKAN SOLUSI LEAKING. TETAP WORTH TO BUY!


RDTA AEGIS BOOST

RDTA ini bisa dibilang sebagai salah satu solusi menghemat pengeluaran kalian para pengguna Aegis Boost. Daripada bolak balik ke vapestore beli occ yang kadang performanya tidak menentu, jelas bagi saya untuk lebih memilih menggunakan rdta daripada occ. 

Lebih fleksibel, bisa dibuild untuk DTL dan MTL. Tampilan Aegis Boost kalian juga jadi lebih sangar! Simak tulisan saya dibawah ini untuk lebih jelasnya.

 

Deskripsi Isi Box RDTA

ISI BOX AEGIS BOOST RDTA

Dalam paket penjualannya, kita akan mendapatkan Boost RBA yang konstruksi nya mirip seperti cartridge occ-nya, karet port penutup lubang refill liquid yang lebih besar, dan deck rba untuk single coil. 

Terdapat juga 2 buah driptip 510, yang besar untuk DTL dan yang kecil untuk MTL. Selain itu, disertakan juga triangular tool alias obeng berbentuk T dengan kedua sisi kiri dan kanan minus (-) , dan sisi bawah plus (+). Dan spare baut dan per untuk post penahan coil.

Sebagai tambahan, kita juga akan mendapatkan 4 buah coil yang terdiri dari 2 buah coil fused clapton Nichrome 80 dengan resistensi 0,6 Ohm dan 2 coil Khantal A1 dengan resistensi 1,3 Ohm. 

Disertakan pula dua strip kapas yang entah bahannya apa, hanya dituliskan sebagai feather cotton.


GV Triangular Tool dan Spare Baut + Per


PERFORMA COIL BAWAAN

Untuk performa coil Khantal-nya bisa saya bilang selayaknya coil untuk MTL, lebih dari cukup untuk dipadukan dengan liquid saltnic, tidak pas dengan karakter liquid pod friendly. Nah, yang patut kalian perhatikan adalah coil fused-nya. 

Coil fused bawaan ini banyak yang bilang kalau rasanya hambar. Setelah saya coba sendiri, ternyata coil fused-nya tidak cocok digunakan untuk liquid dengan rasio PG/VG 70/30 ga ada rasanya. 

Coil fused ini mentok digunakan untuk rasio liquid 60/40 dan optimal pada liquid dengan rasio 50/50. 

Saran saya, untuk kalian yang akan menggunakan coil fused clapton bawaan dari bundling rdta ini, gunakanlah dengan liquid pods friendly atau bila ingin menggunakan liquid freebase carilah liquid yang memilki rasio 50/50. 

Jangan sungkan untuk bertanya pada vaporista di vapestore langganan kalian.

                       

Drip Tip, Coil, Kapas

EASY TO BUILD

Ya, kalian ga salah baca kok, sebenernya gampang gampang saja untuk nge-build rdta ini. Decknya mampu menampung coil dengan diameter 3mm. Kalau dibandingkan dengan RBA Coil, jelas RDTA ini lebih enak dan gampang dikulik. 

Yang perlu kalian ingat, bahwa Aegis Boost tidak akan bisa di firing apabila resistensi coil kalian ada di kisaran 0,25 Ohm

Resistensi tetap terbaca, namun ketika di firing akan muncul tulisan atomizer short. Lebih aman untuk nge buil coil di resistensi 0,3 Ohm (freebase) dan 1,0 Ohm (saltnic).


Build Deck

LEAKING ?

Jelas masih! Toh konstruksinya masih sama dengan cartride occ. Tapi tidak separah cartridge occ nya. Untuk meminimalisir leaking pada rdta kalian bisa menggunakan kapas pendek, atau panjang kapas ala rda. 

Jadi setiap saat kalian harus netesin liquid di bagian deck. 

Agak ribet memang, apalagi dome nya bukan model press fit, harus diputer dulu untuk melepas dan memasang karena masih menggunakan model drat.


TIPS

Untuk membersihkan rdta ini terbilang sama dengan yang saya tulis di part 2 review Aegis Boost, cuma tidak perlu air panas saja. 

  1. Cukup bilas dengan air bersih dan tunggu sampai benar benar kering. Hati hati saat membuka karet penutup port refill liquid nya, karena gampang potek alias gampang cuil. 
  2. Untuk membersihkan coil yang kotor karena karamelisasi, cukup ditetesin air saja kemudian di dry burn dengan watt kecil sampai kotoran hilang. 
  3. Jangan gunakan coil brush, beresiko baret dan lecet karena rdta ini materialnya plastik.

Aegis Boost + RDTA

BUKAN SOLUSI LEAKING TAPI WORTH TO BUY!

Kalau kamu berfikir rdta ini adalah solusi leaking, kamu salah! Tapi ini solusi menghemat budget pengeluaranmu. Lebih fleksibel untuk dibuild menyesuaikan dengan kebutuhanmu MTL / DTL. 

Harga RDTA ini adalah 200 ribu. Lebih mahal kalau dibandingkan dengan RBA Coil yang lebih murah tapi settingannya lebih sulit.

Itu saja yang bisa saya sampaikan, mau beli atau tidak itu semua tergantung pada keputusan kalian. 


Baca juga tentang : REVIEW GEEKVAPE AEGIS BOOST  PART 1 | MASA PEMAKAIAN 1 BULAN


Terimakasih Sudah Membaca, Semoga Harimu Menyenangkan!

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

UWELL CALIBURN G POD REVIEW

DISCLAIMER : REVIEW INI DIBUAT BERDASARKAN SUDUT PANDANG SAYA SEBAGAI PENGGUNA, DAN DIBUAT SE-OBJEKTIF MUNGKIN. Diakhir tahun 2020, Uwell mengeluarkan salah satu produknya yaitu CALIBURN G . Saya yakin para vapers Indonesia sudah familiar dengan nama pod Caliburn. Salah satu pod yang penjualanya masih laris manis di pasar Indonesia, sampai saat ini pun masih banyak dicari dan dibeli oleh para vapers.  Dikenal sebagai pod yang mampu menghasilkan rasa enak, konsisten, dan umur cartridge yang cukup awet. Tapi, itukan Caliburn yang lama. Apakah Caliburn G ini masih bisa meneruskan kesuksesan pendahulunya? Simak saja tulisan saya sampai habis.   HADIR DENGAN BENTUK YANG BARU Caliburn G masih berwujud pod stick, namun berbeda dari pendahulunya. Kali ini Caliburn G memiliki bentuk yang sedikit lebih gendut karena memiliki kapasitas baterai yang sediki lebih besar pula, yaitu 690 mah. Material body masih menggunakan alumunium.  Bagian depan dan belakang pada body pod juga memiliki l

UWELL CALIBURN A2 POD REVIEW

DISCLAIMER : REVIEW INI DIBUAT BERDASARKAN SUDUT PANDANG SAYA SEBAGAI PENGGUNA, DIBUAT SE-OBJEKTIF MUNGKIN.   Packaging Caliburn A2 Sebelumnya saya mau bilang bahwa status Caliburn A2 yang direview kali ini adalah punya temen saya. Kebetulan yang bersangkutan memberikan ijin kepada saya buat nyobain sekaligus me-review soal performanya. Dan sebenernya sudah lama sekali saya nyoba pod ini, hanya saja baru kesampaian menulis impressinya sekarang. Langsung saja baca tulisan saya!   PRODUK BARU SEBAGAI PENERUS CALIBURN GEN 1 Dulu saya mengira bahwa Caliburn G merupakan penerus dari Caliburn gen 1 yang hadir dengan beberapa update soal coil, cartridge, kapasitas baterai, dan juga desainnya. Ternyata saya salah mengira. Caliburn G merupakan entitas baru dan tidak berkaitan dengan Caliburn gen 1 . Justru si Caliburn A2 inilah yang menjadi penerus Caliburn gen 1 . Kok bisa begitu? Ya kalian lihat aja lah dari model cartridge-nya, keduanya menggunakan model yang sama yaitu

REVIEW AFLO POD by MINISTRY OF VAPE INDONESIA | POD MURAH YANG TIDAK BISA DIPANDANG SEBELAH MATA

DISCLAIMER : REVIEW INI DIBUAT BERDASARKAN SUDUT PANDANG SAYA SEBAGAI PENGGUNA, DIBUAT SE-OBJEKTIF MUNGKIN. Aflo Pod Tahun 2020 hingga 2021 sepertinya memang menjadi tahun dimana kembali-nya era pod system . Tidak sedikit produsen dari brand yang sudah kondang mengeluarkan line-up terbaru dari jajaran pod system -nya. Kalau diperhatikan hampir setiap bulan selalu muncul produk pod baru. Sampai membuat konsumen jadi bingung mau pilih yang mana. Apalagi untuk para vapers yang lapar mata dan mudah goyah pendirian dengan iming-iming fitur terbaru, desain yang unik, serta varian warna yang menawan, pasti selalu saja tergerak hati untuk mencoba produk-produk pod terbaru yang muncul di pasaran. Salah satunya yang akan saya bahas kali ini adalah Aflo Pod , sebuah pod system besutan dari MOVI . Aflo Pod ini mengingatkan saya kepada pod iSWTCH yang mana dipasarkan dibawah naungan MOVI juga. Bentuk pod-nya sekilas hampir mirip, apalagi bentuk cartridge-nya. Bisa dibilang bahwa Aflo Pod ini

REVIEW SMOK FETCH PRO 80W | AIO STYLISH, MINIMALIS, DAN RAMAH KANTONG

DISCLAIMER : REVIEW INI DIBUAT BERDASARKAN SUDUT PANDANG SAYA SEBAGAI PENGGUNA, DAN DIBUAT SE-OBJEKTIF MUNGKIN. Smok Fetch Pro ini merupakan suksesor dari smok fetch 40w. Dengan design yang lebih kece dan opsi single baterai eksternal 18650 yang pas banget untuk vapers jaman sekarang, gak bingung musti nge charge tinggal ganti pake baterai cadangan aja.  Dari awal mula release pod ini dijual dengan harga 500 ribuan, sekarang sudah drop hampir setengah harga! Bisa kamu dapatkan dengan harga dibawah 300 ribu, tidak termasuk baterai.  Tapi apakah Fetch Pro ini benar benar “Pro” dan worth to buy?  Baca saja review saya sampai selesai! DESAIN STYLISH, FINISHING KINCLONG Jujur saja, saya termasuk orang yang suka dengan bentuk device yang kotak atau setidaknya hampir mendekati kotak. Rasanya itu ketika dipegang lebih nyaman ditangan. Ini cuma opini pribadi saya saja.   Fetch Pro ini disetiap sudutnya gak tajem, agak oval. Enak digenggam tangan. Finishing dari pod ini bisa dibilang gloss

REVIEW POD VAPORESSO XROS MINI | BUKAN SEKEDAR MINI

DISCLAIMER : REVIEW INI DIBUAT BERDASARKAN SUDUT PANDANG SAYA SEBAGAI PENGGUNA, DIBUAT SE-OBJEKTIF MUNGKIN, BARANG DIBELI SENDIRI BUKAN ENDORSE. Packaging Xros Mini XROS MINI merupakan generasi penerus terbaru dari keluarga XROS yang dirilis oleh Vaporesso ditahun 2021. Vaporesso mengklaim bahwa Xros Mini mampu memberikan sensasi dan pengalaman Vaping MTL  terbaik pada sebuah pod device. Tapi apakah klaim ini benar adanya? Apa bedanya dengan Xros? Baca saja tulisan saya sampai selesai! Isi Packaging Xros Mini PACKAGING MINIMALIS Minimalis, itulah yang saya rasakan ketika memegang box kemasan dari Xros Mini, ya walaupun tidak se-minimalis Neat 2. Tetap saja terbilang minimalis apabila dibandingkan dengan produk pod lain yang juga buatan Vaporesso.  Dan sepertinya saat ini memang sedang musim / nge-trend packaging produk dengan gaya minimalis. Didalem kotak packaging dari Xros Mini ini terdapat Pod Xros Mini dengan 1 buah cartridge 1,2 Ohm yang sudah terpasang. Kabel Usb type C,